Cara Menentukan Unsur-Unsur dalam Cerpen (Instrinsik dan Ekstrinsik)
Perjuangan Malam
Hari
itu adalah hari sabtu, aku diajak sahabatku untuk mengikuti perlobaan diluar
kota yaitu dikota Malang. Oh iya, namaku Rudi, sedangkan sahabatku itu bernama
Irma yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Lomba yang kami ikuti adalah lomba
dalam mata pelajaran Fisika. Pukul 15.00 aku dan Irma pun berangkat dari
Probolinggo menuju ke Universitas Brawijaya (UB) Malang tempat pelaksanaan
perlombaan itu. Kami berdua berangkat
dengan mengendarai bus. “Ir, nanti kalau diperjalanan bacalah sholawat,
usahakan pikiran jangan kosong”, kataku sambil meyakinkannya. “iya aku sudah
tahu maksudmu”, jawab Irma sambil menganggukkan kepala. Selama sekitar tiga jam
perjalanan, akhirnya kami sampai diterminal Kota Malang. “Alhamdulillah,
akhirnya kita nyampek juga”, sahud Irma dengan rasa syukur.
Setelah
ini kita kemana?”, tanyaku pada Irma. “Kita langsung saja UB, takutnya nanti
kemalaman, takut formulirnya habis”, jawab Irma. Sebelum ke UB, kami
menyempatkan diri untuk melaksanakan ibadah sholat maghrib dan menjamaknya
dengan sholat isyak. Setelah selesai sholat kami langsung beranjak meninggalkan
musholah. Akupun bertanya pada Irma, “Ir, kita naik apa utuk bias ke UB?”.
“kita coba nyari angkot, barangkali masih ada angkot malam-malam begini”,
jawabnya sambil menoleh kanan kiri. Selama setengah jam kami menunggu angkot
namun angkot pun tak kunjung terlihat. Akhirnya kami memutuskan untuk menaiki
becak menuju ke Universitas Brawijaya. Setelah setengah jam lebih, akhirnya
sampai di Universitas Brawijaya. Kami langsung beranjak menuju Aula Universitas
Brawijaya. “ayo cepat, sebelum formulirnya habis”, ucap Irma sambil menarikku.
Setelah
kami berdua sampai didepan Aula kami melihat orang berhamburan meninggalkan
tempat itu dengan raut wajah sedih dan kecewa. Dengan perasaan bingung, aku pun
bertanya kepada salah satu pria yang meninggalkan tempat itu, “Mas.. Mas.. ada
apa ya, kenapa mereka semua berhamburan keluar dari Aula?”. “itu loh, formulir
untuk lomba sudah habis, mereka banyak yang kecewa karena tidak bisa mengikuti
perlombaan besok”. Setelah mendengar penjelasan dari orang itu Irma langsung
berlari masuk ke Aula dan memberanikan diri menghampiri Kak Andy yang merupakan
mahasiswa sekaligus panitia perlombaan itu. “Kak, berapa formulir yang kalian
sediakan untuk perlombaan ini? Seharusnya anda menyediakan lebih banyak lagi.
Apa Kakak tidak kasian dengan mereka yang sudah antri untuk mendapatkan
selembar formulir?” ucap Irma dengan marahnya. Kak Andy pun juga terpancing
emosi karena Irma membentaknya, “kamu itu siapa? Beraninya membentak kita.
Merasa lebih tua kamu ya!!”, balasnya dengan membentak Irma. “maaf Kak,
bukannya kita membentak Kakak-Kakak semua, kenapa Kakak-Kakak ini tidak memberi
kesempatan kepada mereka yang sudah rela datang kesini”, sambungku disela-sela
pembicaraan mereka. “sekarang hari sudah larut malam, sebaiknya kalian keluar
dari aula ini. Kalian tidak ada hak mengatur-ngatur kami”, Kakak itu pun
mengusir kami berdua keluar Aula.
Nah
sekarang kita harus bagaimana? Semua rencana kita gagal untuk mengikuti
perlombaan ini”, tanyaku pada Irma. “tidak ada jalan lagi selain menunggu
mereka keluar, kita tunggu disini saja sampai mereka punya hati untuk kita!”,
jawab Irma. Aku dan Irma pun sepakat untuk menunggu Kakak itu hingga mereka mau
memberikan kesempatan untuk kita berdua.
Selama
berjam kami berdua menunggu didepan Aula hingga jam menunjukkan pukul 22.40
WIB, tapi tidak ada orang yang terlihat disekitar Aula itu. “Irma, apa kamu
tidak ngantuk, apa kita sebaiknya pergi dari sini?”, tanyaku. “kalau kamu
ngantuk dancapek silahkan saja kamu istirahat di Masjid itu saja!”, suruhnya
padaku. Aku pun termenung dengan kegigihan Irma yang sangat ingin mengikuti
lomba Fisika itu.
Tiba-tiba
terdengar suara kendaraan bermotor yang menhampiri Aula itu. Seorang pria dan
perempuan turun dari motor itu dan menghampiri kami berdua. Pria itu bertanya
kepadakudengan ramahnya, “kalian ini siapa dan sedang apa disini?”. “begini
Kak, kami berdua berniat untuk mengikuti lomba Anak Fisika ini, tapi formulir
yang disediakan sudah habis”, jawab aku sambil mengerutkan wajah. “memangnya
kalian dari mana? Kenapa kalian tidak pulang saja, kenapa memilih untuk
menunggu ditempat ini?, sambung Kakak itu. “kami dari Probolinggo Kak, tiga jam
lebih kami berangkat dari probolinggo untuk mengikuti lomba ini. Tapi tadi
malah diusir sama panita lombanya”, jawab Irma. Tidak disangka ternyata Kakak
itu adalah ketua pelaksanaan lomba itu. “kalian tau siapa saya? Namaku Adam,
saya adalah ketua panitia lomba Anak Fisika. Dan kenalkan cewek disampingku ini
adalah wakil saya namanya Putri”. “salam kenal ya adek-adek”, sambung Kak
Putri. Kak Putri pun menyuruh masuk ke Aula dan memberikanku sebuah kertas
kosong. Kak Putri menyuruh menuliskan data lengkapku dan Irma. Dengan perasaan
gembira aku mulai menulis kertas itu dan tidak menyangka bisa mengikuti lomba
Fisika itu. “terimakasih banyak ya Kak telah member kesempatan kepada kami
untuk mengikuti lomba ini” ucap Irma yang matanya mulai meneteskan air mata.
Setelah
ini kalian mau kemana?”, tanya Kak Adam yang baik hati itu. “kami mau istirahat
dimasjid Universitas ini”, jawab Irma. Untuk kali kedua, Kak Adam menawarkan
kebaikannya kepadaku dan Irma untuk beristirahat dirumahnya. “sebaiknya kalian
beristirahat dirumah Kakak saja, kebetulan Kakak asli orang Malang jadi tidak
ngekos”. “maaf Kak, sebaiknya kita beristirahat dimasjid saja, kalau begini
jadi ngerepotin kan jadinya!”, ucap Irma yang sungkan menerima tawaran Kak
Adam. “tidak apa-apa kok, malahan aku senang bisa bantu kalian. Lagian kalian
pasti belum makan kan? Tidak apa-apa, tidak perlu sungkan padaku!”, Kak adam
terus membujukku untuk bermalam dirumahnya. “maaf ya Kak Adam, tapiii…”.
“aahh.. sudahlah ayo kita pulang!!”. Aku dan Irma pun diantarkan kerumahnya Kak
Adam.
Setelah
sampai dirumah Kak Adam, kami dipersilahkan masuk. “silahkan masuk! Ya
beginilah rumah Kakak, tapi maaf kamarnya tinggal satu kamar yang kosong”.
“tidak usah repot-repot Kak, biar Irma saja yang tidur dikamar kosong itu. Aku
tidur di lantai atau di sofa saja”. Ucapku pada Kak Adam. “owh iya kalian pasti
lapar kan? Sebentar ya, Kakak mau beli makanan dulu”. Kali ini aku dan Irma
terdiam atas kebaiikan Kak Adam. Setelah Kak Adam kembali dengan membawa
makanan, kami pun dihidangkan makanan oleh Kak Adam. Setelah makan kami
langsung tidur untuk melepas lelah.
Ketika
adzan Subuh terdengar kami pun terbangun dan bersiap-siap untuk mengikuti
lomba. Lagi-lagii Kak Adam menyuruhku sarapan bersama keluarganya. Orang tua
Kak Adam pun juga baik kepada kami berdua. “setelah sarapan kalian berangkat
bareng sama Kakak ya!”. aku dan Irma hanya bisa menganggukkan kepala dan tidak
bisa berbuat apa-apa. Aku, Irma dan Kak Adam berpamitan kepada orang tua Kak
Adam lalu berangkat menuju Universitas Brawijaya.
Tiba
di Universitas Brawijaya suasanyanya sangat ramai. “Banyak sekali ya
pesertanya?”, kata Irma. Akhirnya lomba pun dimulai dengan mengerjakan
soal-soal Fisika. Di ruang tes, aku duduk bersebelahan dengan Irma. Setelah
satu jam tes itu berjalan, dalam ruangan itu yang pertama kali menyelesaikan
soal-soal Fisikanya yaitu Irma. Sedangkankan aku selesai belakangan dengan
beberapa peserta lain.
Pengumuman
hasil lomba itu diumumkan dua jam setelah lomba itu dilaksanakan. Dan akhirnya
hasil perlombaan diumumkan. Yang paling mengejutkan yaitu Irma berhasil
mendapatkan juara ke dua. Sedangkan aku berada diurutan ke 344, sangat jauh
dengan hasil yang diperoleh Irma. “selamat ya Ir, kamu memang hebat.
Dipertahankan ya!” aku langsung member selamat kepada Irma. “makasih ya Rud,
kamu juga tingkatkan prestasimu” kata irama menasehatiku. Tidak lupa Kak Adam
juga mengucapkan selamat kepada Irma. “selamat ya Irma, Kakak tidak menyangka
kalau juara kedua bisa kamu raih”. “makasih Kak, ini juga berkat dukungan Kakak”,
ucap Irma. Dengan perasaan senang dan bangga, aku dan Irma pun kembali ke
Probolinggo.
(Cerpen Karya Muhammad Rudi Irawan)
Unsur Instrinsik Cerpen :
I.
Tema
Cerpen
Perjuangan
Malam diatas bertemakan tentang Perjuangan.
II.
Setting/Plot
a.
Tempat : Setting tempat dalam
cerpen diatas antara lain, di Bus, di Aula Universitas Brawijaya, di Rumah Kak
Adam.
b.
Waktu : Setting waktu pada
cerpen yaitu pada hari sabtu dan minggu.
c.
Suasana : Setting suasana
pada terjadinya konflik dalam cerpen yaitu menegangkan. Suasana pada akhir
cerita mengharukan.
III.
Tokoh/Penokohan
Didalam
cerpen diatas terdapat 5 tokoh, antara lain:
a.
Aku/Rudi :Memiliki watak yang
sopan dan sabar tapi mudah putus asa.
b.
Irma :Sahabat Rudi yang
mudah terpancing emosi namun dia sebenarnya juga baik. Dia anak yang pintar
sehingga memiliki banyak prestasi.
c.
Kak Andy :Seorang panitia perlombaan
yang sombong dan tiidak peduli dengan orang lain.
d.
Kak Adam :Ketua panitia
perlombaan yang sangat baik dan suka menolong.
e.
Kak Putri :Wakil ketua panitia
perlombaan yang juga baik hati.
IV.
Alur dalam cerpen
Alur dalam cerpen diatas
adalah alur maju.
a.
Pertemuan antar tokoh.
Hari
itu adalah hari sabtu, aku diajak sahabatku untuk mengikuti perlobaan diluar
kota yaitu dikota Malang. Oh iya, namaku Rudi, sedangkan sahabatku itu bernama
Irma yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Lomba yang kami ikuti adalah lomba
dalam mata pelajaran Fisika. Pukul 15.00 aku dan Irma pun berangkat dari
Probolinggo menuju ke Universitas Brawijaya (UB) Malang tempat pelaksanaan
perlombaan itu. Kami berdua berangkat
dengan mengendarai bus.
b.
Peristiwa
Setelah
kami berdua sampai didepan Aula kami melihat orang berhamburan meninggalkan
tempat itu dengan raut wajah sedih dan kecewa. Dengan perasaan bingung, aku pun
bertanya kepada salah satu pria yang meninggalkan tempat itu, “Mas.. Mas.. ada
apa ya, kenapa mereka semua berhamburan keluar dari Aula?”. “itu loh, formulir
untuk lomba sudah habis, mereka banyak yang kecewa karena tidak bisa mengikuti
perlombaan besok”.
c.
Konflik
Setelah
mendengar penjelasan dari orang itu Irma langsung berlari masuk ke Aula dan
memberanikan diri menghampiri Kak Andy yang merupakan mahasiswa sekaligus
panitia perlombaan itu. “Kak, berapa formulir yang kalian sediakan untuk
perlombaan ini? Seharusnya anda menyediakan lebih banyak lagi. Apa Kakak tidak
kasian dengan mereka yang sudah antri untuk mendapatkan selembar formulir?”
ucap Irma dengan marahnya.
d.
Puncak Konflik
Kak
Andy pun juga terpancing emosi karena Irma membentaknya, “kamu itu siapa?
Beraninya membentak kita. Merasa lebih tua kamu ya!!”, balasnya dengan
membentak Irma. “maaf Kak, bukannya kita membentak Kakak-Kakak semua, kenapa
Kakak-Kakak ini tidak memberi kesempatan kepada mereka yang sudah rela datang
kesini”, sambungku disela-sela pembicaraan mereka. “sekarang hari sudah larut
malam, sebaiknya kalian keluar dari aula ini. Kalian tidak ada hak mengatur-ngatur
kami”, Kakak itu pun mengusir kami berdua keluar Aula.
e.
Penyelesaian
Tiba-tiba
terdengar suara kendaraan bermotor yang menhampiri Aula itu. Seorang pria dan
perempuan turun dari motor itu dan menghampiri kami berdua. Pria itu bertanya
kepadakudengan ramahnya, “kalian ini siapa dan sedang apa disini?”. “begini
Kak, kami berdua berniat untuk mengikuti lomba Anak Fisika ini, tapi formulir
yang disediakan sudah habis”, jawab aku sambil mengerutkan wajah. “memangnya
kalian dari mana? Kenapa kalian tidak pulang saja, kenapa memilih untuk
menunggu ditempat ini?, sambung Kakak itu. “kami dari Probolinggo Kak, tiga jam
lebih kami berangkat dari probolinggo untuk mengikuti lomba ini. Tapi tadi
malah diusir sama panita lombanya”, jawab Irma. Tidak disangka ternyata Kakak
itu adalah ketua pelaksanaan lomba itu. “kalian tau siapa saya? Namaku Adam,
saya adalah ketua panitia lomba Anak Fisika. Dan kenalkan cewek disampingku ini
adalah wakil saya namanya Putri”. “salam kenal ya adek-adek”, sambung Kak
Putri. Kak Putri pun menyuruh masuk ke Aula dan memberikanku sebuah kertas
kosong. Kak Putri menyuruh menuliskan data lengkapku dan Irma. Dengan perasaan
gembira aku mulai menulis kertas itu dan tidak menyangka bisa mengikuti lomba
Fisika itu. “terimakasih banyak ya Kak telah member kesempatan kepada kami
untuk mengikuti lomba ini” ucap Irma yang matanya mulai meneteskan air mata.
Unsur Ekstrinsik Cerpen :
I.
Sudut Pandang
Sudut
pandang dalam cerpen yaitu orang pertama
menggunakan “aku” dan menceritakan pengalaman pribadi bersama orang
lain.
II.
Amanat
Amanat
yang terkandung dalam cerpen yaitu, bahwa kita harus memperjuangkan hak kita,
walaupun banyak halangan dan rintangan yang menghalangi. Jangan mudah putus asa
dengan sebuah keadaan.
Related Posts: